Pages

Tips aman bertransaksi di ATM



Pencurian data-data nasabah tidak hanya dilakukan lewat ATM. Melainkan juga bisa dilakukan melalui alat Electronic Data Capture (EDC) yang biasa ada di merchant-merchant atau toko-toko. Waspadalah!
Peringatan tersebut disampaikan Vice President Information Technology Development Departement Artajasa, Nuri Wicaksana kepada wartawan ketika ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat (22/1). PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) merupakan pengelola jaringan ATM Bersama.
"Bisa juga pada alat yang tersedia di merchant-merchant atau toko kita biasa bertransaksi menggunakan kartu debet," jelasnya.
Sementara Vice President Electronic Channel Departement Artajasa Zul Irfan menambahkan, pembobolan rekening melalui ATM dapat dilakukan mutlak jika nomor Personal Identification Number (PIN) diketahui serta data dalam kartu ATM dikopi.
"Modus pembobolan itu terletak di mesin ATM itu sendiri bukan tergantung bank atau di sistem ATM bersama. Selama tidak ada pencurian data, nomor kartu dan PIN tidak divalid, pembobolan tidak akan pernah terjadi," tegasnya.

Untuk mencegah bocornya PIN, maka Zul menyarankan nasabah mengganti nomor PIN secara rutin, menutup tangan saat memasukkan PIN, atau mengacak PIN usai melakukan transaksi. Karena PIN ini umumnya diketahui oleh pembajak melalui sistem kamera yang dipasang khusus dan tersembunyi.
"Laporan dari pihak bank sendiri, saat ini kondisinya sudah melakukan perbaikan pencegahan terhadap motif pencurian data. Pencegahan itu yakni melalui cara fisik dengan memasang alat anti skimmer dan aplikasi security," paparnya.
Aplikasi tersebut berupa "Jitter" yakni jika kita memasukkan kartu ATM akan tersendat-sendat. "Seakan-akan seret, tetapi dibiarkan saja itu merupakan alat anti skimmer," tambahnya.
Zul Irfan mengatakan karena motif dari pembobolan ATM itu adalah pencurian dana dan pembuatan kartu palsu, maka dari itu transaksi yang dilakukan di ATM bank apapun sama.

Penggandaan Kartu

Wakil Direktur Utama BCA Jahja Setiaadmadja sependapat. Menurutnya, kasus pembobolan dana nasabah lewat ATM yang terjadi belakangan ini murni dilakukan dengan menggandakan kartu ATM nasabah. Pembobolan tidak dilakukan oleh hacker.
"Ini kasus murni penggandaan kartu ATM kalau ada yang bilang hacker. Internet banking atau orang dalam, itu tidak mungkin. Karena kalau ada hacker kerugian lebih banyak. Jadi bukan database bank yang dibobol, ini murni penggandaan kartu," tuturnya.
Jahja menuturkan kronologi pembobolan ATM yang terjadi di Bali. Awalnya, ditemukan adanya alat penggandaan kartu dan nomor PIN ATM di 13 lokasi di Bali.
"Jadi bukan karena PIN diintip, jadi kartu itu digandakan dan PIN-nya direkam, ini merupakan sindikat internasional. Karena terjadi penarikan signifikan di Toronto, Kanada," katanya.
Namun ternyata bukan hanya Kanada, pembobolan terbesar justru terjadi lewat penarikan uang dari Australia. Semua ini dilakukan melalui jaringan Cirrus.
Karena itu BCA untuk sementara memblokir transaksi dan transfer dana kepada dua negara tersebut.
Sampai saat ini BCA melaporkan sudah ada 200 nasabahnya yang mengalami pembobolan dana lewat ATM ini, jumlahnya mencapai Rp 5 miliar.
Dari ratusan nasabah yang menjadi korban, belum ditemukan di Sumut. Hal ini dinyatakan Kapolda Sumut Irjen Pol Badrodin Haiti di Mapoldasu, kemarin. "Sepanjang 2009 belum ada kasus pembobol seperti itu," tegasnya.
Kapolda mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan transaksi melalui ATM/penarikan tunai.
Untuk pengamanan, kata Badrodin, pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya kepada BI. "Tapi jika kita dimintai bantuan kita siap," terang Badrodin. >>diambil dari www.harian-global.com oleh itpopular.
Share/Bookmark

{ 0 comments... read them below or add one }

handapeunpost